1.
Penyakit Layu Bakteri ( Ralstonia solanacearum)
Gejala
serangan :
Layu
pada pucuk daun kemudian menjalar ke bagian bawah daun sampai seluruh daun
menjadi layu dan akhirnya tanaman menjadi mati. Jaringan pembuluh batang bagian
bawah dan akar menjadi kecoklatan. Apabila batang dan akar yang terserang
dipotong melintang dan dicelupkan ke dalam air jernih tampak mengeluarkan
cairan keruh yang merupakan koloni bakteri. Serangan pada buah menyebabkan
warna buah cabai menjadi kekuningan dan busuk. Infeksi terjadi melalui lentisel
dan akan cepat berkembang jika ada luka mekanis akibat gigitan hama dan faktor
lainnya. Penyakit layu bakteri ini berkembang sangat cepat pada musim hujan.
Pengendalian
:
a. Melakukan sanitasi
dengan mengeradikasi tanaman yang terserang dan sisa-sisa tanaman sakit dicabut
dan dimusnahkan.
b. Melakukan pergiliran
tanaman dengan tanaman yang bukan inang bagi bakteri Ralstonia solanacearum.
c. Memperbaiki aerasi tanah
agar tidak terjadi genangan air dan kelembaban yang cukup tinggi, dengan
membuat guludan setinggi 40- 50 cm.
d. Penurunan pH tanah
dengan pemberian belerang pada areal pertanaman
e. Menanam varietas cabai
merah yang sehat dan tahan penyakit layu bakteri
f. Memanfaatkan agens antagonis Trichoderma spp danGliocladium
spp.
g. Mekanisme pengendaliannya
melalui hiperparasit, antibiosis dan lisis serta melalui persaingan. Aplikasi
pada kantong persemaian sebanyak 5 grm per kantong, diaplikasikan 3 hari
sebelum benih ditanam atau bersamaan dengan penanaman benih.
h. Memanfaatkan mikroba
antagonis Pseudomonas fluorescens.
I. Apabila cara–cara
pengendalian lainnya tidak dapat menekan serangan penyakit ini dapat digunakan
fungisida yang efektif dan sesuai anjuran.
2.
Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f. sp)
Gejala
serangan :
Tanaman
menjadi layu mulai dari bagian bawah dan anak tulang daun menjadi menguning.
Apabila infeksi berkembang, tanaman menjadi layu dalam waktu 2 – 3 hari setelah
infeksi. Warna jaringan akar dan batang menjadi coklat.Tempat terjadinya luka
tertutup hifa berwarna putih seperti kapas. Jika serangan terjadi pada saat
pertumbuhan sudah maksimum, tanaman masih dapat menghasilkan buah. Bila
serangan sudah mencapai batang, buah menjadi kecil dan gugur. Penyebaran
penyakit melalui spora yang diterbangkan angin dan air. Tanaman inang lainnya
adalah kacang panjang, kubis, ketimun dan bawang merah.
Pengendalian
:
a.
Sanitasi dengan mengeradikasi tanaman yang terserang kemudian dicabut dan
dimusnahkan.
b.Memperbaiki
pengairan untuk mencegah terjadinya genangan air dan kelembaban yang tinggi,
dengan membuat guludan setinggi 40 – 50 cm.
c.
Menggunakan benih yang sehat
d.
Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang damemusnahkan gulmaCyperus sebagai inang “perfect stage”
dari cendawan.
e.
Memanfaatkan agens hayati Trichodermaspp danGliocladium
spp.
f.
Apabila cara lain tidak dapat menekan serangan penyakit ini dapat digunakan
fungisida yang efektif, terdaftar dan dianjurkan.
3.
Penyakit busuk buah antraknosa
( Colletotrichum capsici, C. gloeosporioides dan
Gloeosporium piperatum)
Gejala
serangan :
Gejala
serangan awal berupa bercak coklat kehitaman pada permukaan buah, kemudian
menjadi busuk lunak. Bagian tengah buah tampak bercak kumpulan titik hitam yang
merupakan kelompok seta dan konidium. Serangan berat menyebabkan seluruh buah
keriput dan mengering. Warna kulit buah menyerupai jerami padi. Dalam kondisi
cuaca panas dan lembab dapat mempercepat perkembangan penyakit.
Pengendalian
:
a.
Perlakuan biji dengan cara merendam biji dalam air panas (55° C) selama 30
menit atau perlakuan dengan fungisida sistemik golongan Triazole dan Pyrimidin
(0.05 – 0.1%).
b.
Sanitasi rumput-rumput/gulma dan buah cabai merah yang terserang penyakit
busuk buah dikumpulkan kemudian
dimusnahkan.
c.
Menanam benih yang bebas patogen pada lahan yang tidak terkontaminasi oleh
patogen penaykit busuk buah antraknosa, baik di persemaian maupun di lapangan
d.
Menanam cabai merah varietas genjah untuk menghindari infeksi, yaitu usaha
memperpendek periode ekspose tanaman terhadap sumber inokulum.
e.
Melakukan pergiliran tanam dengan tanaman yang bukan solanaceae
f.
Melakukan perbaikan drainase tanah
g.
Memanfaatkan agens antagonis Trichoderma
spp dan Gliocladium spp, Aplikasi
pada kantong persemaian sebanyak 5 grm per kantong. diaplikasikan 3 hari
sebelum benih ditanam atau bersamaan dengan penanaman benih.
h.Memanfaatkan
mikroba antagonis Pseudomonas fluorescens
danBacillussubtilis, diaplikasi mulai fase pembungaan hingga 2 minggu
setelah pembungaan dengan selang waktu 1 minggu.
i.
Apabila gejala serangan penyakit pada buah semakin meluas dapat digunakan
fungisida yang efektif dan sudah terdaftar/dianjurkan.
4.
Penyakit bercak daun (Cercospora capsici)
Gejala
serangan :
Penyakit
bercak daun dapat timbul pada tanaman muda di persemaian, dan cenderung lebih
banyak menyerang tanaman tua. Pada musim kemarau dan pada lahan yang mempunyai
drainase baik, penyakit layu kurang berkembang. Daun yang terinfeksi dapat
berubah menjadi kuning dan gugur ke tanah. Pada daun yang terserang tampak
bercak kecil berbentuk bulat dan kering. Bercak tersebut meluas sampai diameter
sekitar 0,5 cm. Pusat bercak berwarna pucat sampai putih dengan warna tepi
lebih tua. Bercak yang tua dapat menyebabkan lubang-lubang. Apbaila terdapat
banyak bercak, daun cepat menguning dan gugur atau langsung gugur tanpa
menguning lebih dahulu. Bercak sering terdapat pada tangkai daun, batang,
sedangkan serangan pada buah jarang ditemukan. Penyakit ini kadang-kadang menyerang
cabai pada waktu persemaian.
Pengendalian
:
a.
Sanitasi dengan cara memusnahkan daun atau sisa-sisa tanaman yang terinfeksi
b.
Menanam benih yang bebas patogen pada lahan yang tidak terkontaminasi oleh
patogen, baik dipersemaian maupun di lapangan
c.
Waktu tanam yang tepat adalah musim kemarau dengan irigasi yang baik.
d.
Aplikasi fungisida secara bijaksana dan hanya bila diperlukan (sesuai dengan
rekomendasi)
5. Penyakit Virus
Penyakit
virus yang menyerang tanaman cabai merah di Indonesia dapat disebabkan oleh
satu jenis atau gabungan beberapa jenis virus, antara lain Virus Mosaik
Tembakau (Tobacco Mosaic Virus = TMV), Virus Belang Urat Daun (Chilli Veinal
Mottle Virus = CVMV), Virus Mosaik Mentimun (Cucumber Mosaic Virus = CMV), Geminivirus
(Tomato yellow leaf curl virus = TYLCV), Virus mengkerut kerdil cabai merah
(CVSV), Virus mozaic tomat (ToMV).
5.1 Penyakit
virus kuning yang disebabkan oleh YLCV
Gejala
Serangan :
Kelompok
geminivirus (TYLCV) adalah helai
daun mengalami vein clearing, dimulai dari daun-daun pucuk, berkembang menjadi
warna kuning yang jelas, tulang daun menebal dan daun menggulung ke atas.
Infeksi lanjut dari geminivirus menyebabkan daun-daun mengecil dan berwarna
kuning terang, tanaman kerdil dan tidak berbuah.
Pengendalian
:
a.
Pemupukan berimbang yaitu 150 – 200 kg urea, 450-500 kg ZA, 100-150 kg TSP,
100-150 KCl dan 20-30 ton pupuk organik/ha.
b.
Menggunakan benih yang sehat(tidak mengandung virus) atau bukan dari daerah
yang terserang
c.
Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman bukan dari famili solanaceae dan
cucurbitaceae.
d.
Eradikasi tanaman yang sakit.
e.
Sanitasi lingkungan disekitar pertanaman, termasuk penyiangan gulma dan tanaman
liar lainnya yang dapat menjadi inang sementara bagi virus atau inang bagi
vektor.
f.
Menggunakan benih yang sehat.
Langkah-langkah
yang dianjurkan untuk melindungi benih cabai merah dari serangga vektor adalah
:
1)
Dengan pengerudungan menggunakan kain atau nilon kerapatan 30-50 mesh;
2) tempat persemaian yang terisolasi
jauh dari lahan yang terserang penyakit;
3) semai dilindungi dengan pestisida nabati
seperti nimba, ekstrak tembakau atau dengan pestisida kimiawi secara bijaksana.
g. Praktek budidaya, antara lain :
1) pengendalian dengan perangkap warna kuning
berperekat;
2) pengendalian dengan mulsa plastik pemantul
sinar ultraviolet
h. Melakukan penyemprotan serangga vektor dengan insektisida sesuai anjuran.
h. Melakukan penyemprotan serangga vektor dengan insektisida sesuai anjuran.
5.2 Penyakit Virus kerupuk :
Gejala Serangan
Pada
tanaman muda dimulai dengan daun yang melengkung ke bawah.Pada umur selanjutnya
gejala melengkung lebih parah disertai kerutan-kerutan.Daun berwarna hijau
pekat mengkilat dan permukaan tidak rata. Pertumbuhan terhambat, ruas jarak
antar tangkai daun lebih pendek terutama di bagian pucuk sehingga daun menumpuk
dan bergumpal-gumpal berkesan regas seperti kerupuk.
Pengendalian
a.
Menggunakan benih tanaman yang sehat (tidak mengandung virus)
b.
Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman bukan dari famili solanaceae dan
cucurbitaceae.
c.
Melakukan sanitasi lingkungan
d.
Penggunaan mulsa
e.
Eradikasi tanaman sakit pada serangan kurang dari 5%
f.
Penggunaan pupuk berimbang
5.3 Penyakit
Virus Mosaik Keriting
(disebabkan oleh salah satu atau gabungan PVY, TEV, CMV
atau CVMV)
Gejala serangan
Daun
tanaman yang terserang mosaik warna belang antara hijau tua dan hijau muda,
kadang-kadang disertai dengan perubahan bentuk daun (cekung, keriting atau
memanjang). Serangan salah satu strain CMV sering menyebabkan daun menyempit
seperti rambut atau bercak berpola daun oak pada buah dan daun, atau mosaik
klorosis.
Pengendalian
a.
Menggunakan benih tanaman yang sehat (tidak mengandung virus)
b.
Imunisasi tanaman cabai merah dan tomat dengan virus CMV yang dilemahkan dengan
satelit virus CARNA-5 dapat menahan serangan CMV yang lebih ganas di lapang
c.
Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman bukan dari famili solanaceae dan
cucurbitaceae.
d.
Melakukan sanitasi lingkungan
e.
Penggunaan mulsa
f.
Eradikasi tanaman sakit pada serangan kurang dari 5%
5.4 Virus
Kerdil, Nekrosis, Mosaik Ringan (yang disebabkan oleh TMV atau ToMV)
Gejala serangan
Bervariasi
termasuk mosaik, kerdil dan sistemik klorosis, kadang-kadang diikuti dengan
nekrotik streak pada batang atau cabang dan diikuti dengan gugur daun.
Pengendalian
a. Eradikasi kontaminasi virus pada benih biji dengan pemanasan atau perendaman
dalam 10% Na3PO4 selama 1-2 jam.
b. Menggunakan benih tanaman yang sehat
(tidak mengandung virus)
c. Memusnahkan tanaman cabai merah muda yang
terserang dan menggantiny dengan tanaman yang sehat
d.
Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman
bukan dari famili solanaceae dan cucurbitaceae.
e. Melakukan sanitasi lingkungan
f. Penggunaan mulsa
g. Eradikasi tanaman sakit pada serangan
kurang dari 5%
Ada nggak contoh materi sound slide?
BalasHapusingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
BalasHapusayo segera bergabung dengan kami di fanspoker''com
add pin bb 55F97BD0 ditunggu ya