Sabtu, 19 Mei 2012

Mengenal Tanaman Buah dan Sayuran Merambat

Sebelum kita berbicara tentang Tanaman Buah dan Sayuran Merambat, lebih baik mengetahui definisi, pengertian pada tanaman sayuran dan buah tersebut sebagai berikut :
1. Tanaman Sayuran Semusim
Tanaman Sayuran semusim adalah tanaman sumber vitamin,mineral dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun, bunga, buah dan umbinya yang berumur kurang dari satu tahun. Tidak dibedakan antara tanaman sayuran yang ditanam didaerah dataran tinggi dan dataran rendah, begitu juga yang ditana di lahan sawah dan lahan bukan sawah.
2. Tanaman Buah-buahan Semusim
Tanaman Buah-buahan Semusim adalah tanaman sumber vitamin,mineral dan lain - lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman berupa buah, berumur kurang dari satu tahun, dapat berbentuk eumpun, menjalar, dan berbatang lunak. Tanaman buah -buahan semusim terdiri dari melon,semangka,blewah dan stroberi.

1. Sekarang mari kita mengenal tanaman buah yang merambat :


a. Melon (Cucumis melo L.) merupakan nama buah sekaligus tanaman yang menghasilkannya, yang termasuk dalam suku labu-labuan atau Cucurbitaceae. Buahnya biasanya dimakan segar sebagai buah meja atau diiris-iris sebagai campuran es buah. Bagian yang dimakan adalah daging buah (mesokarp). Teksturnya lunak, berwarna putih sampai merah, tergantung kultivarnya. Tumbuhan semusim, merambat tetapi menjalar, tidak memanjat. Daun berbentuk menjari dengan lekuk moderat sehingga seperti lingkaran bersudut. Batangnya biasanya tidak berkayu. Tumbuhan ini berumah satu dengan bunga dua tipe: bunga jantan dan hermafrodit. Bunga jantan muncul biasanya pada saat tanaman masih muda atau bila tumbuhnya kurang baik. Buah bertipe pepo. Bagian mesokarp menebal menjadi daging buah yang berair. pemuliaan diarahkan pada daging buah yang tebal, manis, serta jika mungkin, harum. Tiga yang paling populer adalah Cantalupensis (di dalamnya termasuk blewah, true European cantaloupe), Reticulatus (melon yang biasa dikenal, kulit buahnya biasanya "berjala"), dan Inodorus (melon 'Honeydew', yang bentuknya oval dengan kulit berkerut). Terdapat satu kelompok lain yang buahnya juga dimakan.


Blewah (Cucumis melo L. Kelompok Cantalupensis) adalah tumbuhan penghasil buah yang banyak digunakan sebagai minuman penyegar di Asia Tenggara, selain timun suri dan kolang-kaling. Blewah sejenis dengan melon namun berbeda kelompok budidaya. Ia berbentuk liana, seperti juga labu dan mentimun. Blewah umumnya berbentuk bulat lonjong, dengan kulit berwarna jingga terang dengan bercak kehijauan. Di balik kulit buah yang tipis, terdapat daging buah yang relatif lembut dan bertekstur. Di bagian dalamnya terdapat rongga yang berisi biji dan serat. Blewah kaya kandungan mineral kalium dan provitamin A serta serat makanan. Kandungan gizi dalam buah ini bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menyehatkan fungsi ginjal dan limpa, dan menurunkan tekanan darah. Blewah dapat dengan mudah ditemukan di pasar tradisional, sementara blewah yang sudah diolah sebagai campuran minuman es, bisa ditemukan di berbagai tempat keramaian, seperti pasar, sekolah,warung, dan sebagainya. 


c.Timun suri adalah tumbuhan semusim penghasil buah anggota suku labu-labuan (Cucurbitaceae). Nama lainnya betik atau barteh. Buahnya yang setengah masak biasa dijual secara musiman pada bulan puasa (Ramadan) karena daging buahnya menjadi komponen minuman penyegar untuk berbuka puasa. Meskipun demikian, timun suri bukanlah tanaman musiman karena dapat ditanam kapan saja. Timun suri mengandung kalium yang cukup tinggi sehingga sangat bermanfaat untuk menjaga kesegaran tubuh. Mentimun suri bukanlah mentimun walaupun bentuk buahnya memanjang dan menyerupai mentimun. Secara morfologi dan sitologi ia tidak sama dengan mentimun. Bentuk daun dan ukuran bijinya lebih mendekati blewah atau melon. 



d. Markisa tergolong ke dalam tanaman genus Passiflora, berasal dari daerah tropis dan sub tropis di Amerika.
Nama lain yang dikenal untuk buah ini antaranya maracujá (Portugis), maracuyá (Spanyol), Passion Fruit (Inggris), Granadilla(Amerika Selatan dan Afrika Selatan), Pasiflora (Israel), Lilikoʻi (Hawaii), dan Lạc tiên, Chanh dây atau Chanh leo (Vietnam).
Indonesia terdapat dua jenis markisa, yaitu markisa ungu (passiflora edulis) yang tumbuh di dataran tinggi, dan markisa kuning (passiflora flavicarva) yang tumbuh di dataran rendah. Beberapa daerah yang menjadi sentra produksi markisa ini antara lain Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.[1]
Sementara itu, ada pula varian markisa yang tumbuh di daerah Sumatera Barat yang disebut sebagai markisa manis (passiflora edulis forma flavicarva). 
  
 2. Tanaman Sayuran Buah  Merambat

a. Labu siam atau jipang (Sechium edule, bahasa Inggris: chayote) adalah tumbuhan suku labu-labuan (Cucurbitaceae) yang dapat dimakan buah dan pucuk mudanya. Tumbuhan ini merambat di tanah atau agak memanjat dan biasa dibudidayakan di pekarangan, biasanya di dekat kolam. Buah menggantung dari tangkai. Daunnya berbentuk mirip segi tiga dan permukaannya berbulu. 
Orang Indonesia mengenalnya sebagai labu siam karena tumbuhan ini didatangkan dari Thailand (Siam waktu dulu) oleh orangBelanda. Orang Sunda menamakannya lèjèt dan orang Jawa mengenalnya sebagai jipang.  

b. Buah Kundur atau Baligo merupakan keluarga labu yang lebih sering dijadikan sayur daripada bahan makanan pokok. Umumnya orang Indonesia suka menjadikan manisan. Manisan ini jika dipotong-potong kecil dan dikeringkan serta diberi pewarna makanan merah, hijau, kuning dinamakan "sukade" biasanya dijadikan hiasan kue Bolu ataupun kue-kue lainnya. Ditaburkan di atas kue sehingga kue berpampilan cantik dan mengundang selera.

Buah Kundur dilindungi dengan bedak putih, lilin berkapur. Hal ini akan menghalangi mikroorganisme dan membantu memberikan umur yang panjang dan bertahan lama. Buah Kundur Benincasa hispida berkhasiat untuk penawar racun dan batangnya berkhasiat sebagai obat sakit kulit. Untuk penawar racun dipakai + 20 gram buah segar Benincasa hispida, dicuci, diparut dan diperas. Hasi! perasan diminum sekaligus. 

Di tanam di daerah pertanian dengan 2 cara yaitu membiarkan merambat di tanah atau diberi penyangga agar buahnya lebih bersih penampilannya. Batangnya berkayu, lunak, berbulu, dan berwarna hijau. Memiliki daun tunggal, bulat, bertepi rata dengan ujung tumpul, pangkal daun membulat, dengan panjang 10-17 cm, lebar 9-15 cm, tangkai daun bulat dengan panjang 10-15 cm dan berwarna hijau. Berbunga tunggal dengan kelamin dua di ketiak daun, kelopak berbentuk corong, bercangap, halus dan berwarna hijau muda. Bunga memiliki 5 benang sari dengan panjang 2-3 cm berwarna putih. Kepala sari bunga berbentuk bulat berwarna hijau. Putik bunga berwarna putih dengan mahkota berwarna kuning dan berbuluhalus. 

Buah Kundur berbentuk bulat panjang, berdaging dengan panjang 15-20 cm berwarna hijau keputih-putihan karena tepung/bedak kapur yang dihasilkan oleh tumbuhan itu sendiri. Bijinya keras berbentuk pipih berwarna putih dengan panjang 6-7 mm, lebar 5-6 mm. Berakar tunggang yang berwarna putih kotor. Buah Kundur memiliki banyak nama Nama ilmiah : Benincasa hispida Kundur (Melayu, Riau, Bali, Sunda) Kundo (Aceh) Gundur (Batak) Kundus (Minangkabau) Serdak (Lampung) Baligo/Beligo (Jawa) Kondur (Madura) Lela (Roti Nusa Tenggara) Komelingan (Timor) Kusmanda 


c. Waluh. ( Labu kuning )
Labu Kuning (Cucurbita moschata) dikenal dengan sejumlah nama lain seperti: waluh, labu merah, labu manis, labu parang (Jawa Barat) atau pumpkin (Inggris) merupakan salah satu jenis labu-labuan yang menjadi komoditas potensial sebagai bahan sayuran. Di luar negeri buah labu besar/kuning ini menjadi sayuran bergengsi, bahkan sering dilombakan oleh kalangan penggemar sayur-mayur tingkat dunia. Namun tingkat konsumsi labu kuning di Indonesia masih sangat rendah, kurang dari 5 kg per kapita per tahun.
Tanaman labu kuning berasal dari Ambon (Indonesia). Labu kuning tergolong bahan pangan minor sehingga data statistik belum tersedia, namun di beberapa sentra produksi, baik di Jawa, daerah pacet, cipanas (cianjur), lembang (Bandung), semarang, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Kalimantan Selatan, komoditas ini telah ditanam pada luasan tidak kurang dari 300 hektar.
Labu Kuning (Cucurbita moschata) merupakan komoditas pertanian yang cocok dikembangkan sebagai alternatif pangan. Buah ini memiliki kandungan gizi yang cukup dan bermanfaat untuk kesehatan.

Sumber ; Dari berbagai sumber yang dikumpulkan, dengan bantuan search www.google.co.id



Minggu, 06 Mei 2012

Pencegahan terhadap serangan lalat buah


  1. Peraturan karantina. Penerapan peraturan karantina yang ketat dapat mencegah masuknya lalat buah dari wilayah atau negara yang diketahui mempunyai masalah dengan lalat buah
  2. Pengrodongan/pembungkusan buah. Cara ini kurang praktis untuk areal tanaman yang sangat luas serta untuk tanaman cukup tinggi dan sulit dijangkau. Keuntungannya, buah terhindar dari serangan lalat buah tanpa paparan residu bahan kimia
  3. Pengasapan. Dilakukan dengan cara membakar seresah/jerami setengah basah sehingga dihasilkan asap yang cukup banyak dan tahan lama.
Sanitasi kebun
Sanitasi dilakukan untuk memutus dan negganggu daur hidup lalat buah, sehingga perkembangan lalat buah dapat ditekan. Sanitasi kebun dilakukan dengan cara mengumpulkan buah-buah terserang, baik yang sudah jatuh ke tanah maupun yang masih berada dipohon, kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar atau dibenamkan dalam tanah. Eradikasi. Cara eradikasiyang telah dilakukan anatara lain dengan pelepasan jutaan serangga lalat jantan yang sudah dimandulkan (sterile insect technique),
Penggunaan Tanaman Perangkap
Penelitian mengenai preferensi lalat buah terhadap tanaman buah dan sayuran, ternyata yang paling disukai untuk dirusak oleh lalat buah berturut-turut sebagai berikut: jambu air, belimbing, mangga, jambu biji, dan lomlok besar, tanaman yang digunakan sebgai tanaman yang lebih rendah dapat digunakan sebagai tanaman perangkap, misalnya bila mengutamakan budidaya tanaman mangga maka disekeliling kebunmangga dapat ditanami jambu air atau belimbing
Pengendalian dan Penekanan populasi lalat buah
  1. menggunakan musuh alami lalat buah (natural enemy) salah satunyaprasitoid dan predator. Penggunaan musuh alami lalat buah yang berupa parasitoid dan sudah teridentifikasi adalahBiosteres sp dan Opius sp yang merupakan parasitoid dari famili Braconidae. Dan musuh alami berupa predator yang umum adalah semut / lebah (Hymenoptera), laba-laba (Arachnida), kumbang tanah carabid dan staphylinid (coleoptera), cocoped (Dermaptera), sayap jala chrysopid (ordo Neuroptera) dan kepik penratomid (hemiptera)
  2. mengunakan umpan yang mempunyai data tarik (Atraktan). Umpan ini biasanya bersifat sebagai sex feromon berupa senyawa methyl Eugenol. Bisa juga dengan menggunakan lalat jantan mandul, dengan memandulkan pupa-pupa lalat buah jantan menggunakan sinar gama. Selain itu juga dengan memberi umpan lain “food attractant” berupa campuran senyawa sintesa protein yang terdiri 18 asam amino, dicampur dengan killing agent.
Perlakuan pasca panen
Perlakuan pasca panen yang bisa dilakukan terhadap buah-buahan antara lain dengan fumigasi. Caranya buah-buah yang sudah disortir dan dibersihkan dimasukkan ke tempat yang tertutup dan kemudia dilakukan fumigasi dengan alumunium fosfid berupa tablet yang dapat menguap, atau dengan cara mengalirkan uap/udara panas (heat treatment), bisa juga dilakukan perendeman dan penyemprotan dengan bahan kimia.