PENDAHULUAN
Duku (Lansium
domesticum Corr) adalah salah satu buah buahan yang cukup diminati konsumen, biasanya dikonsumsi dalam bentuk buah segar,
Buah duku banyak mengandung vitamin - vitamin, protein, karbohidrat, lemak
dll, juga mengandung serat yang bermanfaat untuk
memperlancar sistem pencernaan. Di
Kabupten Hulu Sungai Selatan duku yang paling dikenal Duku Padang Batung .
A. PEMILIHAN LOKASI DAN PERSIAPAN TANAM
1.
Syarat Tumbuh
a.
Iklim
Duku bisa ditanam didataran rendah hingga ketinggian 1.500 – 2.500 mm pertahun.Tanaman ini dapat
tumbuh dan berbuah baik pad berbagai jenis tanah, terutama tipe tanah Podsolik kuning,
kaya bahan organik dan sedikit asam namun ketersediaan air tanah yang cukup.Duku
tidak tahan penggenangan, duku
umumnya berbuah sekali dalam setahun,sehingga dikenal adanya musim buah duku.
b. Tanah
· Tanaman duku dapat
tumbuh baik sekali pada tanah yang banyak mengandung bahan organik,subur dan
aerasi yang baik
· Derajat kemasaman pH
untuk duku adala 6– 7
2. Persiapan
lahan dan jarak tanam
a. Persiapan
Lahan
Sebelum
dilakukan pengolahan lahan perlu diketahui terlebih dahulu tingkat pH tanah
yang sesuai untuk tanaman duku, yaitu sebesar
6-7. Selain itu kondisi tanah yang akan diolah juga harus sesuai dengan
persyaratan tumbuh tanaman duku yaitu tanah yang mengandung banyak bahan
organik serta airase tanah yang baik.
b.
Jarak Tanam
·
Jarak
tanam yang dianjurkan sangat bervariasi dari jarak 8 x 8 m (kira-kira 150
pohon/ha,) sampai jarak 12x12 m (50-60 pohon/hektar). Jarak tanam ini
ditentukan dengan memperhatikan adanya pohon-pohon pendampingnya.
B.
Penyediaan Bibit
Kualitas bibit tanaman duku yang akan
ditanam sangat menentukan produksi duku. Oleh sebab itu bibit duku harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a) Bebas dari hama dan penyakit
b) Bibit mempunyai sifat genjah
c) Tingkat keseragaman penampakan fisik seperti warna, bentuk dan ukuran lebih
seragam dari bibit lain yang sejenis
d) Bibit cepat tumbuh.
C.Teknologi Perbenihan
1. Sambung Pucuk
Perbanyakan
secara modern yang kini banyak dilakukan adalah dengan sambung pucuk (grafting). Teknik ini memungkinkan sifat-sifat genetik batang atas
anakan yang dihasilkan sama dengan induknya, sementara waktu tunggunya
dipersingkat menjadi 5–6 tahun. Anakan hasil sambung pucuk ini juga lebih kuat
perakarannya daripada anakan hasil cangkokan.
2. Cangkokan
Cara
lain yang juga populer adalah dengan mencangkoknya. Meskipun proses mencangkok ini memakan waktu yang
relatif lama (8-9 bulan, akar keluar setelah 134 hari) namun pohon baru hasil
cangkokan sudah dapat berbuah pada umur sekitar 2 (dua) tahun. Kelemahannya, persen kematian anakan hasil cangkokan
cukup besar lagi pula pertumbuhannya tidak seberapa kuat
3. Biji
Calon batang bawah diperoleh
dengan menyemaikan biji agar bibit sambungan
mempunyai perakaran yang kuat dan beradaftasi terhadap lingkungan, persyaratan yang perlu
diperhatiakan dalam memilih biji untuk batang bawah :
1) Biji dari jenis lokal yang lebih adaftif terhadap lingkungan setempat,
dapat menggunakan duku, langsat atau kokosan.
2) Biji dari buah yang masak dipohon.
3) Biji direndam dalam larutan fungisida berbahan aktif benomil ( 3 g/l air) selama 24 jam lalu
ditiriskan.
4) Biji disemaikan dengan meletakkannya berjajar dalam peti kayu atau bedengan berisi pasir steril dan pupuk kandang dengan jarak 2 x 2 cm.
5) Setelah memiliki sepasang daun (tinggi sekitar 15 cm) bibit dipindahkan ke
polibag berukuran 20 cm x 25 cm.
C. Penanaman
Pohon duku umumnya di tanam dipekarangan,
tetapi sering pula ditanam tumpang sari di bawah pohon kelapa atau ditumpang
sarikan dengan tanaman lain seperti pohon manggis dan durian. Lubang tanam
minimal yang dibuat adalah berukuran 0,6 x 0,6 x 0,6 meter. Namun akan lebih
baik apabila ukurannya lebih besar yaitu 0,8 x 0,8 x 0,7 meter. Jarak tanam
yang dianjurkan sangat bervariasi dari jarak 8x8 m (kira-kira 150 pohon/ha)
sampai jarak 12x12 m untuk tajuknya
memencar (50-60 pohon/hektar). Jarak tanam ini ditentukan dengan memperhatikan
adanya pohon-pohon pendampingnya.
D.
Pemeliharaan
1) Penjarangan
dan Penyulaman Kegiatan penjarangan pada dasarnya adalah untuk mengurangi
persaingan antara tanaman pokok (tanaman duku) dan tanaman lain ( tanaman
pelindung). Penyulaman tanaman duku juga perlu dilakukan jika ada tanaman duku
yang mati.
2) Penyiangan
diperlukan untuk menghilangkan rumput dan herba kecil yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman duku.
3) Pemupukan
sangat diperlukan untuk meningkatkan ketersediaan hara, gunakan
rekomendasi sebagai berikut:
a) Tahun kedua dan ketiga untuk setiap pohon
duku bisa diberikan pupuk 15-30 kg pupuk organik, urea 100 gram, TSP 50 gram
dan ZK 20 gram.
b) Tahun keempat,
kelima dan keenam, dosis pupuk dinaikan
menjadi 25-40 kg pupuk organik, urea 150 gram, TSP 60 gram dan juga
pupuk ZK sebanyak 40 gram.
E. PanenBuah duku biasanya dipanen dengan cara dipanjat pohonnya dan dipotongi tandan-tandan buahnya yang matang dengan pisau atau gunting pangkas. Hendaklah berhati-hati agar tidak melukai bagian batang tempat menempelnya gagang tandan, sebab perbungaan berikutnya juga akan muncul disitu juga. Kenyataannya, dari pada memanjat pohonnya lebih baik menggunakan tangga, sebab tindakan demikian akan mengurangi kerusakan kuncup-kuncup bunga yang masih dominan. Diperlukan 4 atau 5 kali pemanenan sampai semua buah habis dipetik dari pohon. Buah duku yang siap dipanen biasanya kulit buah berwarna kuning kehijau-hijauan bersih dan bahkan telah menjadi kuning keputih-putihan serta buah agak lunak. Tanda tanda lainnya adalah getah pada kulit buahnya sudah tampak berkurang atau tidak ada getah sama sekali pada kulit buah duku, jika buah masih berwarna hijau berarti buah belum matang dan tidak siap dipanen.
Sumber
Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Tahun 2016
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus