-->
Jeruk merupakan jenis buah yang digemari masyarakat baik sebagai buah segar maupun olahan. Sebagai salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis tinggi
dan memberikan kontribusinya yang besar pada perekonomian nasional,sudah selayaknya pengembangan jeruk mendapat perhatian yang besar. Apalagi peluang untuk pemasarannya
masih terbuka, terlihat dari peningkatan permintaan pasar dalam negeri dari tahun ke tahun, sejalan dengan pertambahan penduduk, peningkatan pendapatan dan kesadaran gizi masyarakat.
Produktivitas jeruk di Indonesia relative rendah,berkisar 7 - 8 ton per hektar dibandingkan dengan potensinya+ 20 ton/ha, Bahkan dinegara penghasil jeruk utamanya bisa mencapa+i 40 ton/ha.S ementara itu produktivitajs jeruk di Propinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2OO7 hanya 3,7 ton/ha, lebih rendah Dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 4,6 ton/ha. Berdasarkan
laporan Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, penurunan tersebut antara lain disebabkan oleh tingginya serangan penyakit diplodia pada daerah-daerah sentrap roduksi
dan iklim yang kurang kondusif. Umumnya pertanaman jeruk di Kalimantan Selatan belum dikelola secara baik. Petani masih lemah dalam aspek perawatan dan pemeliharaan tanaman jeruknya terutama dalam hal pemupukan pemangkasa dan penjarangan buah.
Pada tahun 80-an sebagian besar sentra-sentra produksi di Indonesia hampir punah terserang penyakit CVPD, kecuali jeruk besar/Bal yang sejanjutnya dipahami torerant terhadap penyakit ini. CVPD termasuk salah satu penyakijt jeruk yang masih menjadi momok bagi para petani. Di sebagian besar sentra produksi,petani jeruk pernah merasakan keganasan serangan penyakit ini yang mampu memusnahkan seluruh tanaman jeruk bahkan hingga saat ini masih ada yang belum terbebas dari serangan penyakti tersebut.
Berbagai upaya telah dilakukan guna menanggulangi Penyakit CVPD ini seperti program rehabilitasi jerut yang menitik-beratkan pada eradikasi tanaman sakit pengendalian dengan infusan oxytetrasiklin –Hcl dan pengendalian terpadu dengan melibatkan seluruh komponen pengendalian termasuk eradikasi infusan dengan antibiotika penggunaan bibit jeruk bebas( gejala) penyakit CVPD, pemberantasan vector CVPD dan hama penyakit lainnya serta diikuti penerapan teknik budidaya yang baik.walau pun demikian upaya tersebut belum memberikan hasil yang memuaskan
Tampaknya upaya pemulihan tanaman terhadap serangan penyakit ini memerlukan waktu yang cukup lama.
Kami selaku petani sekaligus pengusaha pemula jeruk siam sangat terbantu dengan tulisan anda. Kami baru merintis usaha jeruk siam ini di awal Mei 2010. Silakan kunjungi blog kami http://syifacitrus.blogspot.com
BalasHapus